for better life Headline Animator

Wednesday 31 July 2013

Perbanyaklah Membaca Doa Ini di Malam Lailatul Qadar

Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulillah, keluarga

dan para sahabatnya.


Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa, Fa'fu 'Anni

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf dan senang memaafkan,

maka maafkanlah

Dianjurkan untuk membanyak doa pada malam yang agung ini,

Lailatul Qadar. Doa apa saja yang mengandung kebaikan dunia dan

akhirat. Karena Lailatul Qadar termasuk waktu mustajab.

Khususnya doa istimewa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu

'Alaihi Wasallam kepada Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiyallahu

'Anha. Yaitu saat 'Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah,

bagaimana menurutmu jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, apa

yang harus aku baca?” kemudian Beliau Shallallahu 'Alaihi

Wasallam menjawab, “Ucapkanlah:

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf dan senang memaafkan,

maka maafkanlah kesalahanku.” (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan

Ahmad. Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)

Nama Allah "Al-'Afuww" (Mahapemaaf)

Nama Allah "Al-'Afuww" disebutkan lima kali dalam Al-Qur'an.

Pertama, disebutkan bersama nama-Nya "Al-Qadir".

“Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau

memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya

Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (QS. Al-Nisa': 149)

terkadang seseorang memaafkan kesalahan orang lain karena dia

tidak mampu membalas atas keburukannya. Namun Allah Subhanahu

wa Ta'ala menyebutkan, Dia memaafkan, padahal Dia kuasa

membalas keburukan (dosa) hamba. Maka ini adalah pemberian maaf

yang sebenarnya dan sangat istimewa.

Kedua, penyebutan nama al-'Afuww yang lainnya digandeng dengan

nama-Nya Al-Ghafur.

“Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS.

Al-Nisa': 43)

“Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya.  Dan adalah

Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Nisa': 99)

Ayat-ayat yang menyebutkan nama Allah "Al-'Afuww" yang memiliki

sifat pemberi maaf, sesungguhnya menunjukkan bahwa Allah

senantiasa dikenal bersifat pemaaf. Senantiasa mengampuni dan

memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya, walau mereka sering

berdosa kepada-Nya. Mereka sangat berhajat kepada maaf-Nya

sebagaimana mereka berhajat kepada rahmat dan kemurahan-Nya.

Bahkan bisa dikatakan, kebutuhan mereka kepada maaf Allah lebih

daripada kebutuhan mereka kepada makan dan minum. Kenapa?

Karena kalau tidak memberikan maaf kepada penduduk bumi,

niscaya hancur dan binasalah mereka semua dengan dosa-dosa

mereka.

Sifat maaf Allah adalah maaf yang lengkap, lebih luas dari

dosa-dosa yang dilakukan hamba-Nya. Apalagi kalau mereka datang

dengan istighfar, taubat, iman, dan amal-amal shalih yang

menjadi sarana untuk mendapatkan maaf Allah. Sesungguhnya tidak

ada yang bisa menerima taubat para hamba dan memaafkan

kesalahan mereka dengan sempurna kecuali Allah Subhanahu wa

Ta'ala.

Makna Nama Allah "Al-‘Afuww"

Kalimat 'afaa, secara bahasa –sebagaimana yang disebutkan dalam

kamus- memiliki dua makna: Pertama, memberi dengan penuh

kerelaan. Ini seperti kalimat, "A'thaituhu min maali 'afwan",

maknanya: aku beri dia sebagian dari hartaku yang berharga

dengan penuh kerelaan tanpa diminta. Ini seperti firman Allah

Ta'ala:

"Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.

Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan"." (QS. Al-Baqarah: 219)

sehingga itu dikeluarkan dengan penuh keridhaan. Wallahu a'lam.

Kedua, al-izalah (menghilangkan/menghapus). Seperti kalimat,

"'Afatir riihu al-atsara" artinya: angin telah

menghilangkan/menghapus jejak. Contoh nyata terdapat dalam

catatan sirah nabawiyah (sejarah perjalanan hidup Nabi

Shallallahu 'Alaihi Wasallam) tentang perjalanan hijrah: Saat

beliau bersembunyi di goa Tsur bersama Abu Bakar, adalah Asma'

binti Abu Bakar membawakan makanan untuk keduanya. Maka

terdapat dalam catatan:

“Maka ia memerintahkan budaknya agar menghilangkan/menghapus

jejak kaki Asma' sehingga orang-orang kafir tidak tahu jalur

yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.”

Maka ada tiga kandungan dalam nama Allah "Al-'Afuww' ini:

Menghilangkan dan menghapuskan, lalu ridha, kemudian memberi.

Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menghilangkan, menghapuskan

dosa-dosa hamba-Nya dan bekas dosa tersebut. Lalu Allah

meridhai mereka. Kemudian sesudah meridhai, Dia memberi yang

terbaik (maaf) tanpa mereka memintanya.

Mewujudkan maaf ini seorang hamba diperintahkan untuk memiliki

sifat pemaaf. Tidak membalas keburukan orang lain terhadap

dirinya dengan keburukan serupa, apalagi dengan keburukan yang

lebih besar. Tapi ia sabar-sabarkan diri dari marah atas sikap

buruk orang lain terhadap dirinya, lalu ia maafkan

kesalahn-kesalahan mereka, dan ia balas keburukan dengan

kebaikan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka

Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas

(tanggungan) Allah.  Sesungguhnya Dia tidak menyukai

orang-orang yang lalim.” (QS. Al-Syuura: 40)

Maksud “maka Pahalanya atas Allah”: Allah tidak akan

menyia-nyiakan sikapnya itu di sisi-Nya. Tetapi Allah akan

memberikan pahala yang besar dan balasan baik yang setimpal.

Disebutkan dalam hadits shahih Muslim, "Tidaklah Allah menambah

kepada hamba melalui maaf yang ia berikan kecuali kemuliaan."

Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]

No comments:

Post a Comment