for better life Headline Animator

Wednesday 24 July 2013

Aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan dunia dari pada Akhirat!!!

Senja menjelang matahari tenggelam. Di langit masih nampak

semburat matahari yang akan sirna, karena akan datangnya malam.

Jalan-jalan mulai sepi. Orang-orang mulai masuk ke rumah

mereka. Diantara mereka ada, yang sedang berjalan menuju

‘baitullah’, tak jauh dari rumah mereka. Tetapi, ada seorang

lelaki yang berjalan, terus menelurusi jalan yang berliku-liku,

menuju sebuah bukit. Ia melangkah terus menuju sebuah bukit,

hingga bayangannya tak nampak lagi.

Sungguh tak ada yang menyangka, bahwa laki-laki yang dengan

kesendiriannya itu, dan berjalan menelurusi bukit, yang berbatu

dan berbelok, di senja hari itu, tak lain adalah Rasulullah

Shallahu alaihi wassalm, yang sore pergi ke kuburan Uhud. Uqbah

bin Umair, suatu ketika menuturkan bahwa Rasulullah Shallahu

alaihi wassalam, pergi ke kuburan Uhud. Rasulullah menshalati

mereka, sesudah delapan tahun mereka dikuburkan seperti seorang

yang mengucapkan kalimat perpisahan kepada orang-orang yang

meninggal.

Usai menshalati para pejuang Uhud itu, Rasulullah lalu

menyampaikan do’anya, yang lirih dengan penuh kekhusukkan. “Aku

adalah pendahulu kalian dan saksi atas kalian. Tempat bertemu

kalian adalah telaga, dan aku benar-benar melihat dari tempatku

berdiri ini. Aku tidak khawatir kalian akan syirik, akan tetapi

aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan dunia”, ungkap

Rasulullah.

Kemudian, Uqbah bin Umair menyatakan : “Itu adalah saat

terakhir aku melihat dan memandang Rasulullah Shallahu alaihi

wassalam”. (HR. Bukhari dan Muslim). Betapa bahagianya

orang-orang yang dapat melihat dan memandang serta bertemu

dengan kekasihnya Rasulullah Shallahu alaihi wassalam itu.

Mereka yang dapat bertemu dengan Rasulullah itu, bagaikan

mendapatkan air, ketika terik matahari pandang pasir, yang

memanggang sekujur tubuh, dan kering-kerontangnya tenggorokkan,

tiba-tiba mendapatkan tetesan air. Tetesan air kebahagian dari

perjumpaannya dengan Rasulullah. Betapa mereka akan berbahagia

kelak, di hari akhirat, yang mendapatkan do’a dan shafaat dari

Rasulullah. Seperti mereka pejuang Uhud, yang dido’akan oleh

Rasulullah Shallahu alaihi wassalam.

Betapa, ketika itu Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, yang

menjadi panutan dan tempat kembali para ummatnya, yang

menginginkan arahan dan do’a, justru Rasulullah Shallahu alaihi

wassalam, tidak mengkhawatirkan umatnya terjatuh ke dalam

lembah syirik. Tetapi, yang dikhawatirkan Rasulullah adalah

kalau-kalau umatnya banyak yang jatuh ke dalam pelukan dunia,

dan bersaing memperebutkan dunia. Dunia telah menjadikan

manusia yang hina. Dunia telah menjadikan manusia tidak

berharga. Dunia telah menjadikan manusia sebagai seekor

binatang, dan lebih hina dibandingkan dengan binatang. Karena

itu, Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, mengkhawatirkan

umatnya, jika nantinya bersaing memperebutkan sekerat kehidupan

dunia.

Dalam riwayat yang lain disebutkan : “Akan tetapi aku khawatir

kalian akan besaing memperebutkan dunia. Kalian akan berbunuhan

dan akhirnya kalian binasa seperti orang-orang sebelulm

kalian”, ujar Baginda Rasulullah Shalllahu alaihi wassalam.

Uqbah bin Umair meriwayatkan ketika, belaiu melihat terakhir

Rasulullah, dan berkata : “Aku adalah pendahulu kalian. Aku

saksi kalian. Demi Allah, aku sekarang melihat telagaku. Aku

diberi kunci gudang-gudang bumi atau kunci-kunci bumi. Dan demi

Allah, aku tidak khawatir kalian akan syirik setelah aku mati,

tetapi aku khawatir kalian akan bersaing memperebutkan dunia”.

Sesungguhnya, dengan kalimat itu Rasulullah ingin

memperingatkan kita untuk tidak besaing dalam mencintai dunia

dengan cara yang menjadikan kita lalai untuk mengingat Allah

Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya.

“ Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu

melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang bebuat

demikian, maka emreka itulah orang-orang yagn merugi”.

(al-Munafiqun : 9).

Selanjutnya, Abu Hurairah menuturkan bahwa ia mendengar

Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, bersabda : “ Ketahuilah,

dunia itu terlaknat dan terlaknat pula seluruh yang ada di

dunia, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang mengikutinya,

serta seorang ulama atau pelajar”. (HR.Tirmidzi)
Maka, jika kita ingin memahami dunia dan hakikat dunia,

cukuplah kita membaca firman Allah Ta’ala :

“Sesungguhnya perumpaan kehidupan duniawi itu adalah seperti

air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah

dengan suburnya karna air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya

ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila

bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula)

perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti

menguasainya, tiba-tiba datangnya kepada azab Kami di waktu

malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana

tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah

tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda

kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir”. (Surah

Yunus : 24).

Semoga manusia mau menyadari bahwa apa yang ada di dunia ini,

semua fana, dan akan lenyap, tanpa bersisa. Kejarlah dunia,

hingga nafasmu habis, dan tenagamu tak bersisa, niscaya manusia

tak pernah mendapatkan kepuasan dengannya. Manusia yang lalai

dengan dunia, maka diakhirat kelak, tentu akan menjadi hina.

Tak mampu lagi berdiri tegak dihadapan Allah Azza Wa Jalla.

Dan, segeralah manusia memohon ampun dan tobat serta kembalilah

kepada mengingat Allah, yang maha kekal, selama-lamanya, dan

yang maha hidup, tak pernah tidur, serta senantiasa akan

menjaga hamba-hambanya yang selalu mengingat-Nya.

Mengapa umurmu, engkau habiskan hanya berbuat sia-sia yang tak

berharga, dan tak bernilai, sehingga engkau meninggalkan

kemuliaan, yang sudah dijanjikan oleh oleh Allah Ta’ala.

Kembalilah. Dan, tinggalkan dunia ini, dan gapailah kemuliaan

di akhirat, yang pasti akan datang. Wallahu’alam. (Ms)

 sumber:eramuslim.com

No comments:

Post a Comment