for better life Headline Animator

Wednesday 4 September 2013

Ada Misi di Balik Miss World?

Oleh Imanda Amalia

September 2013 ini, Indonesia menjadi tuan rumah kontes

kecantikan internasional yang bertitel Miss World. Meski sudah

banyak penolakan dari berbagai elemen masyarakat di Tanah Air,

Pemerintah tampaknya tetap mengijinkan kontes ‘pamer aurat’

tingkat dunia tersebut. Jika benar-benar terselenggara, tentu

saja ini amat ironis.

Pasalnya, berarti untuk pertama kalinya Miss World

diselenggarakan di negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia

ini. Padahal Miss World yang dirintis oleh Eric Morley di

Inggris pada tahun 1952, awalnya adalah kontes perempuan

berbikini. Seiring perkembangan, Miss World kemudian mengalami

sedikit modifikasi meski ‘ruh’-nya tetap sama: pamer aurat.

Pamer aurat jelas diharamkan dalam Islam sebagai agama yang

dipeluk oleh mayoritas rakyat negeri ini.

Namun demikian, Miss World dan berbagai kontes kecantikan

sejenis sebetulnya tidak semata-mata sekadar pamer aurat. Lebih

dari itu, ia sudah menjadi ‘ikon’ budaya Barat yang serba

bebas. Miss World telah dijadikan alat oleh para kapitalis

dunia setidaknya untuk dua tujuan.

Pertama: memperomosikan budaya Barat yang liberal ke seluruh

dunia, termasuk ke negeri-negeri Muslim seperti Indonesia.

Kedua: ajang para kapitalis lokal maupun internasional untuk

mereguk keuntungan finansial yang berlimpah. Pasalnya, Miss

World benar-benar telah menjadi ajang bisnis yang dikelola

secara profesional dengan sistem waralaba di lebih 130 negara

dengan keuntungan jutaan dَlar bagi pihak penyelenggara. Itu

belum termasuk sejumlah perusahaan yang menjadi sponsor acara

berskala internasional tersebut.

Hal ini terbukti saat salah seorang Miss World asal Indonesia

yakni  Kamidia Radisti yang mengikuti acara penyelanggaraan

Miss World 2007 di China, saat acara Gesture di salah satu TV

Swasta di tanah air ia mengatakan bahwa ia merasa tidak menjadi

objek komoditi acara miss world tersebut. Namun ketika ditanya

oleh host alasan kenapa ia ikut ajang miss world tersebut

adalah untuk dirinya sendiri, keluarga dan sebagainya yang ia

katakan telah ia dapatkan, tentu yang dimaksud di sini adalah

dari segi materi.

Wajib Ditolak
Setiap segala aktivitas kemaksiatan itu adalah pelanggaran

terhadap hukum syara’ dan berdiam diri dari kemaksiatan

merupakan sebuah dosa. Oleh karenanya, secara keimanan, wajib

hukumnya seorang muslim untuk menolak kontes ajang maksiat

pamer aurat tersebut.

Bahkan Allah SWT melalui lisan nabi yang mulia yakni Rasulullah

SAW mengancam akan menimpakan adzab kepada mereka yang melihat

kemungkaran tersebut namun tidak mau menolaknya.

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak akan

mengadzab orang-orang secara keseluruhan akibat perbuatan

mungkar yang dilakukan oleh seseorang, kecuali mereka melihat

kemungkaran itu di depannya, dan mereka sanggup menolaknya,

akan tetapi mereka tidak menolaknya. Apabila mereka

melakukannya, niscaya Allah akan mengadzab orang yang melakukan

kemungkaran tadi dan semua orang secara menyeluruh.” [HR. Imam

Ahmad]

Dan kemudian ketika adzab tersebut telah ditimpakan kepada

mereka secara keseluruhan, kemudian mereka yang tidak mau

melakukan amar makruf nahiy mungkar itu berdo’a maka do’a

mereka tidak dikabulkan. Ini sebagaimana penegasan dari

Rasulullah SAW dalam hadits lain yang berbunyi : “Demi Dzat

yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul

melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar atau (jika kalian tidak

melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada

kalian siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya (agar

supaya dihindarkan dari siksa tersebut) akan tetapi Allah

Ta’ala tidak mengabulkan do’a kalian.”  (HR Ahmad dan

at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’)

Adanya ancaman terhadap orang-orang yang melihat

kemaksiatan/kemungkaran namun tidak mau mengubahnya dengan

sebuah siksaan/adzab memberikan pemahaman bahwa aktivitas amar

makruf nahiy mungkar adalah sebuah kewajiban yang harus

ditegakkan. Bukan persoalan percuma atau tidak percuma

melakukan aksi penolakan terhadap kontes tersebut yakni dimana

dipastikan akan tetap berjalan, namun penolakan tersebut adalah

bukti keimanan kita kepada Allah dan rasulNya.

Berdiam Diri Dari Kemaksiatan Adalah Setan Bisu
Disamping itu, jika tetap berdiam diri terhadap kemungkaran

tersebut, maka bisa-bisa kita disebut sebagai sosok setan.

Dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah disebutkan, “Yang tidak

menyuarakan kebenaran adalah syaitan bisu.” (Lihat hlm 62 bab

as-shumti). Ungkapan ini bukan hadis, tapi dikutip oleh banyak

ulama dalam fatwa dan kitab-kitab mereka.

Ibnu Taimiyah menyebutkannya dalam Majmu ‘fatawa. Ibnu

al-Qayyim juga menukilnya. Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim

juga mengutipnya dari Abi al-Qasim al-Qusyairy yang

meriwayatkan dari Abu ‘Ali Ad-Daqqaq an-Naisaburi as-Syafie.

Atau malah menjadi syaithan yang bisa berbicara yakni ketika

apa yang disampaikan adalah perkara yang bathil. Assakitu ‘anil

haqqi syaitahonun akhros, wal mutakallimu bil bathili

syaithonun nathiqu (Orang yang diam dari menyampaikan kebenaran

adalah syaitan yang bisu, dan orang yang berbicara kebathilan

adahlah syaitan yang bisa bicara) [Abu 'Ali Ad-Daqqaq

an-Naisaburi as-Syafie]

Sebagaimana para pendukung acara miss world mengatakan bahwa

acara ini tidak ada busana bikini dan sudah disesuaikan dengan

adat kebiasaan di Indonesia, serta akan mendongkrak pariwisata

di Indonesia. Disamping itu mereka juga mengatakan bahwa ajang

ini bukan hanya masalah beauty (kecantikan) namun brain

(kecerdasan) dan behavior (sikap), namun menurut jubir HTI,

Kriteria kecerdasan, kebaikan tingkah laku hanya lips service.

“Bagaimana mengukur semua hanya dalam beberapa hari? Dengan

Miss World, Indonesia ingin dijadikan pusat liberalisasi budaya

di dunia Islam,” ungkapnya dalam konferensi Pers tersebut.

Menurut beliau menambahkan bahwa Indonesia menjadi target

liberalisasi mulai dari Irsyad Manji, Lady Gaga, sekarang Miss

World. Artinya, ini liberalisasi Indonesia sebagai negeri

Muslim terbesar di dunia terencana dan sistematis.

Setan, menurut sebagian ulama, berasal dari kata syathana;

maknanya adalah ba’uda, yakni jauh. Maksudnya, setan adalah

sosok yang jauh dari segala kebajikan (Ibn Katsir, I/115,

Az-Zamakhsyari, I/39). Setan juga berarti sosok yang jauh dan

berpaling dari kebenaran. Karena itu, siapa saja yang berpaling

dan menentang (kebenaran), baik dari golongan jin ataupun

manusia, adalah setan (Al-Qurthubi, I/90, al-Alusi, I/166).

Sebagaimana gambaran yang bisa kita lihat pada Surat al-An’am

ayat 112 yang berbunyi : “Kami mengadakan bagi tiap-tiap Nabi

suatu musuh, syaitan-syaitan daripada manusia dan jin, yang

mewahyukan ucapan palsu yang indah-indah kepada satu sama lain,

untuk menipu; dan sekiranya Pemelihara kamu menghendaki, tentu

mereka tidak membuatnya. Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang

mereka mengada-adakan.” (TQS Al-An’am: 112)

Korelasi Dakwah Fikriyah
Kita tentu memahami bahwa sikap mereka yang mendukung kontes

miss world tersebut berasal dari pola fikir sekuler liberalis.

Dikatakan sekuler karena mereka mengatakan Indonesia adalah

negara demokrasi, bukan negara Islam maka tidak bisa hukum

agama dibawa ke hukum positif yang diadopsi negara ini.

Dikatakan mereka liberal karena mereka memahami bahwa apa yang

mereka lakukan adalah sebuah kebebasan yang diatur oleh

undang-undang selama tidak merugikan orang lain kebebasan

tersebut. Maka mereka merasa bebas untuk menampilkan lekuk

tubuhnya di hadapan semua orang. Mereka menilai bahwa hal

tersebut adalah baik selama tidak merugikan orang lain.

Maka disinilah pentingnya secara massif untuk terjun ke

masyarakat, hadir ditengah-tengah umat untuk berdakwah. Dakwah

merupakan aktivitas untuk memberikan penyadaran di

tengah-tengah umat, sadar akan “penyakit” yang mendera umat

ini, sehingga kemudian mereka juga tahu apa “obatnya”.

kesadaran tersebutlah yang nantinya akan memberikan pemahaman

ditengah-tengah masyarakat akan bagaimana pola fikir yang

benar, meletakan bagaimana harus mensikapi sesuatu berdasarkan

baik buruk dengan standar Islam bukan perasaan saja, serta

memahami peraturan yang baik itu apa.

Tanpa dakwah, bisa jadi umat ini tidak tahu kalau mereka sedang

“sakit”. maka jika tidak ada dakwah maka mereka tidak tahu

kalau sedang “sakit” dan merasa baik-baik saja. ini sangat

berbahaya.

Sama berbahanya sebagaimana salah satu karakter/type manusia

yang di buat oleh Imam al Ghazali bahwa ada manusia yang TIDAK

TAHU kalau ia TIDAK TAHU. ini sangat berbahaya. masih mending

manusia itu TAHU kalau ia TIDAK TAHU.

Berdakwah untuk merubah pola fikir masyarakat. mengubah pola

fikir masyarakat yang tidak berfikir secara Islam menjadi pola

fikir secara Islami. Karena pemikiran hanya bisa diubah  dengan

memberikan pemikiran yang baru karena faktanya pemikiran hanya

bisa diubah dengan pemikiran pula, bukan dengan aktivitas

fisik.

Merubah perasaan masyarakat yakni mengubah perasaan masyarakat

dalam hal baik dan buruk berdasarkan perasaan manusia menjadi

perasaan baik dan buruk berdasarkan baik dan buruk menurut

ketentuan syara’. Merubah peraturan yang ada ditengah-tengah

masyarakat, dimana sekarang aturan yang diterapkan sekarang

ditengah-tengah masyarakat adalah aturan dari akal

manusia,menjadi aturan dari yang membuat akal manusia yakni

Allah swt.

Dakwah tersebutlah nanti lah yang akan mejadikan

individu-individu di masyarakat nanti menjadi pemikiran yang

sama, perasaan yang sama dan peraturan yang sama, maka insya

Allah kehidupan Islam akan tegak. Insya Allah.

Semoga kita tetap berani menyuarakan kebenaran, agar tidak

terkategori syaithan yang bisu ataupun syaithan yang bisa

bicara. Qul al-haqqa walau kāna murra” (katakanlah kebanaran

itu walaupun pahit).

Wallahu a’lam bisshowab

sumber:REPUBLIKA.CO.ID

No comments:

Post a Comment