for better life Headline Animator

Thursday, 27 June 2013

Tipe Hati Manakah Kita...






Sesungguhnya perkara hati merupakan perkara yang besar, sehingga Allah menurunkan kitab suciNya untuk memperbaiki hati Hal yang menekankan pentingnya memperhatikan hati adalah bahwa  Allahmenjadikan hati -sesuai hikmah dan ilmuNya- sebagai tempat bagi cahaya dan petunjukNya. Hati adalah tempat ilmu pengetahuan. Melalui hati, manusia dapat mengenal Rabbnya. Dengan hati, manusia mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Dengan hati, manusia dapat menghayati ayat-ayat syar'iyahNya. Allah berfirman,

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an ataukah hati
mereka terkunci." (Muhammad: 24).

Ayat ini menjelaskan bahwa hati manusia apabila terkunci, maka ia tidak akan dapat memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat syar'iyahNya.Dengan hati pula manusia dapat merenungkan ayat-ayat kauniyah, yaitu ciptaan Allah yang ada di jagad raya ini dan yang ada di dalam jiwa.
Allah Ta’ala berfirman,

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mem-punyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempu-nyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (Al-Hajj: 46).

Melalui ayat ini, Allah menjelaskan bahwa yang menjadi san-daran di dalam mengambil pelajaran terhadap ayat-ayat kauniyah Allah dalam jagat raya dan dalam jiwa adalah kecerdasan dan kesadaran hati.Dan hal lain yang menekankan pentingnya menjaga hati ada-lah bahwa hati merupakan kendaraan yang digunakan seseorang untuk dapat menempuh perjalanan menuju akhirat.Faktor penyebab lain yang menekankan pentingnya menjaga hati adalah bahwa salah satu sifat hati yang utama adalah mudah berbalik dan suka berubah. Hati sangat mudah berubah, gampang berbuat, dan tidak menentu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

"Sungguh, hati anak Adam itu sangat (mudah) berbolak-balik dari-pada bejana apabila ia telah penuh dalam keadaan mendidih." (HR. Ahmad).

Sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menunjukan tentang pentingnya kedudukan hati di antara unsur jasmani dan kebendaan lainnya.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kamu sekalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amalmu yang ikhlas.” (HR. Muslim).
Menurut riwayat dari Abi Sa’id RA, terdapat empat macam hati yang disebutkan oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadits ini bisa dijumpai juga dalam sebuah buku yang berjudul Kitab al-Kabair, karangan Syeikh Imam Abi al-Hasan Muhammad bin Abdul Wahab.

Pertama, Qalbun Ajrad (hati yang murni), yaitu hati laksana lentera yang memancarkan cahaya. Hati ini membuka pintu-pintunya untuk mendengar dan menerima kebenaran (alhaq).itulah hati orang-orang Mukmin yang menjalankan ketaatan kepada Allah dan RasulNya secara konsisten. Jenis hati ini disebut juga sebagai Qalbun Shaleh (hati yang sehat).

Kedua, Qalbun Aghlaf, hati yang keras dan tertutup untuk menerima kebenaran dan petunjuk dari Allah. Ia disebut juga sebagai Qolbun Mayyit (hati yang mati) karena tidak mengenal dan mengakui Allah sebagai Tuhannya.Ketika diseru pun ke jalanNya, maka seruan itu tidak berfaedah
ama sekali disebabkan hatinya sudah tertutup. (QS. Al-An’am [6]:25). Tidak lain, jenis hati ini adalah hatinya orang-orang kafir.

Ketiga, Qalbun Mankus (hati yang terbalik). Yaitu hati orang-orang munafik. Hati ini sebetulnya mengetahui kebenaran Islam sebagai agama samawi, akan tetapi ia berbuat inkar. Bahkan ia memusuhi dan menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti kebenaran tersebut.

Kempat Qalbun Mushaffah. Yaitu, hati yang di dalamnya terdapat dua unsur sekaligus, keimanan dan kemunafikan. Kedua unsur ini saling tarik-menarik sehingga terkadang hati tersebut condong dan dekat kepada keimanan dan terkadang kepada kekufuran, tergantung kepada salah satu yang mendominasinya.Jenis hati ketiga dan kempat ini disebut Qalbun Maridh (hati yang sakit) karena terdapat penyakit atau  virus yang menyerangnya, yaitu berupa fitnah syahwat (nafsu) dan shubhat (sikap ragu) dengan motivasi syaitan yang terkutuk.Sebagai bahan muhasabah diri, masing-masing di antara kita dapat mengetahui secara jujur dan objektif, tipe hati manakah yang sebenarnya kita miliki dari keempat macam hati di atas.
Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mempunyai tipe hati yang pertama, yaitu hati yang murni dan sehat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku berpegang teguh pada agamaMu." (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
banyak bicara banyak salah mohon maaf lahir dan batin.
oleh:  wa2n

No comments:

Post a Comment