Sesungguhnya perkara hati merupakan perkara yang besar, sehingga Allah menurunkan kitab suciNya untuk memperbaiki hati Hal yang menekankan pentingnya memperhatikan hati adalah bahwa Allahmenjadikan hati -sesuai hikmah dan ilmuNya- sebagai tempat bagi cahaya dan petunjukNya. Hati adalah tempat ilmu pengetahuan. Melalui hati, manusia dapat mengenal Rabbnya. Dengan hati, manusia mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Dengan hati, manusia dapat menghayati ayat-ayat syar'iyahNya. Allah berfirman,
"Maka
apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an ataukah hati
mereka
terkunci." (Muhammad: 24).
Ayat ini
menjelaskan bahwa hati manusia apabila terkunci, maka ia tidak akan dapat
memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat syar'iyahNya.Dengan hati pula manusia
dapat merenungkan ayat-ayat kauniyah, yaitu ciptaan Allah yang ada di jagad
raya ini dan yang ada di dalam jiwa.
Allah Ta’ala
berfirman,
"Maka
apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mem-punyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempu-nyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena
sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam
dada." (Al-Hajj: 46).
Melalui ayat
ini, Allah menjelaskan bahwa yang menjadi san-daran di dalam mengambil
pelajaran terhadap ayat-ayat kauniyah Allah dalam jagat raya dan dalam jiwa
adalah kecerdasan dan kesadaran hati.Dan hal lain yang menekankan pentingnya
menjaga hati ada-lah bahwa hati merupakan kendaraan yang digunakan seseorang
untuk dapat menempuh perjalanan menuju akhirat.Faktor penyebab lain yang
menekankan pentingnya menjaga hati adalah bahwa salah satu sifat hati yang
utama adalah mudah berbalik dan suka berubah. Hati sangat mudah berubah,
gampang berbuat, dan tidak menentu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
"Sungguh,
hati anak Adam itu sangat (mudah) berbolak-balik dari-pada bejana apabila ia
telah penuh dalam keadaan mendidih." (HR. Ahmad).
Sebuah hadits
shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menunjukan tentang pentingnya
kedudukan hati di antara unsur jasmani dan kebendaan lainnya.
Sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada bentuk rupa dan harta kamu sekalian, tetapi Allah melihat kepada hati
dan amalmu yang ikhlas.” (HR. Muslim).
Menurut
riwayat dari Abi Sa’id RA, terdapat empat macam hati yang disebutkan oleh
baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadits ini bisa dijumpai juga
dalam sebuah buku yang berjudul Kitab al-Kabair, karangan Syeikh Imam Abi
al-Hasan Muhammad bin Abdul Wahab.
Pertama, Qalbun Ajrad (hati yang murni),
yaitu hati laksana lentera yang memancarkan cahaya. Hati ini membuka
pintu-pintunya untuk mendengar dan menerima kebenaran (alhaq).itulah hati
orang-orang Mukmin yang menjalankan ketaatan kepada Allah dan RasulNya secara
konsisten. Jenis hati ini disebut juga sebagai Qalbun Shaleh (hati yang sehat).
Kedua, Qalbun Aghlaf, hati yang keras
dan tertutup untuk menerima kebenaran dan petunjuk dari Allah. Ia disebut juga
sebagai Qolbun Mayyit (hati yang mati) karena tidak mengenal dan mengakui Allah
sebagai Tuhannya.Ketika diseru pun ke jalanNya, maka seruan itu tidak berfaedah
ama sekali
disebabkan hatinya sudah tertutup. (QS. Al-An’am [6]:25). Tidak lain, jenis
hati ini adalah hatinya orang-orang kafir.
Ketiga, Qalbun Mankus (hati yang terbalik).
Yaitu hati orang-orang munafik. Hati ini sebetulnya mengetahui kebenaran Islam
sebagai agama samawi, akan tetapi ia berbuat inkar. Bahkan ia memusuhi dan
menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti kebenaran tersebut.
Kempat Qalbun Mushaffah. Yaitu, hati
yang di dalamnya terdapat dua unsur sekaligus, keimanan dan kemunafikan. Kedua
unsur ini saling tarik-menarik sehingga terkadang hati tersebut condong dan dekat
kepada keimanan dan terkadang kepada kekufuran, tergantung kepada salah satu
yang mendominasinya.Jenis hati ketiga dan kempat ini disebut Qalbun Maridh
(hati yang sakit) karena terdapat penyakit atau
virus yang menyerangnya, yaitu berupa fitnah syahwat (nafsu) dan shubhat
(sikap ragu) dengan motivasi syaitan yang terkutuk.Sebagai bahan muhasabah
diri, masing-masing di antara kita dapat mengetahui secara jujur dan objektif,
tipe hati manakah yang sebenarnya kita miliki dari keempat macam hati di atas.
Mudah-mudahan
kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mempunyai tipe hati yang
pertama, yaitu hati yang murni dan sehat.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,
"Wahai
Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku berpegang teguh pada
agamaMu." (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
banyak bicara
banyak salah mohon maaf lahir dan batin.
oleh: wa2n
No comments:
Post a Comment