for better life Headline Animator

Saturday, 27 July 2013

Kurma Ajwah: Dari Hadist hingga ke Khasiat

Siapa pun yang pagi-pagi makan tujuh buah kurma ‘Ajwah, maka pada hari itu dia tidak  mudah keracunan dan terserang penyakit.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Apakah yang terbayang  dibenak kita menjelang berbuka puasa ? es campur, jus, kolak, kue yang manis-manis atau beragam makanan yang menggiurkan lainnya !!! Tidak bisa dipungkiri, sederer minuman dan penganan itulah yang muncul ketika kita berniat membatalkan puasa. Memang, buka puasa dengan beragam minuman dan makanan seperti itu hal yang lumrah dan wajar.

Namun, bukankah minuman dan penganan tersebut memiliki efek samping yang kurang bagus disaat tubuh istirahat dari makan dan minum selama seharian penuh ???

Untuk menghindari  hal negatif itulah, Rasullah s.a.w, jauh-jauh hari memberi saran yang sangat bermanfaat bagi yang
berpuasa. Sabdanya, “Apabila salah seorang diantara kamu puasa, hendaklah berbuka dengan kurma , bila tidak ada hendaklah dengan berbuka dengan air, sesungguhnya air itu bersih.” (H.R. Ahmad dan Tarmidzi). Bahkan, dalam kondisi tidak berpuasa pun (diluar bulan suci Ramadhan), buah kurma memiliki faedah yang sangat besar untuk kesehatan tubuh kita.

Kurma adalah sejenis tumbuhan palem (palma) atau dalam bahasa latinnya lebih dikenal dengan phonex dactylifer yang berbuah dan boleh dimakan, baik dalam keadaan masak maupun masih mentah. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, kurma kaya dengan protein, serat gula, vitamin A dan C serta mineral seperti zat
besi, kalsium, sodium dan potasium. Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, serat sebanyak 2.0 – 4.0 persen dan gula sebesar 50 – 70 persen glukosa.

Dengan kandung gula seperti itu, kurma mampu memberi tambahan tenaga bagi orang yang berbuka puasa hingga ia akan merasa segar dan bertenaga uuntuk beribadah tanpa rasa letih ataupun mengantuk. Biasany, bagi yang merasa letih dan mengantuk disaat melaksanakan shalat tarawih disebabkan karena makanan yang dikosumsi kebanyakan mengandung karbohidrat yang tidak menyediakan tenaga instant (tambahan). Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, buah kurma adalah jawabannya.Kenapa ? Sebab, sebagaimana penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat gula yang ada didalam kurma itu berbeda dengan gula pada buah-buahan lain seperti gula tebu atau gula pasir yang biasa mengandung sukrosa dimana zat itu langsung diserap kedalam tubuh. Hal ini membuat gula itu harus dipecahkab terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa. Sebaliknya, kurma tidak menbutuhkan proses demikian.

Sementara potasium didalam kurma berguna untuk mengatasi masalah stress, sembelit dan lemah otot. Tidak hanya itu, berkat zat besi dan kalsium yang ada pada kurma, orang bakal terhindar dari penyakit yang beresiko tinggi seperti penyakit jantung dan kencing manis.

Bila dimakan oleh anak-anak, maka kurma memberi khasiat untk mencerdaskan otak mereka. Cukup beralasan, bila Rasullah s.a.w menganjurkan bagi para isteri yang mengandung untuk makan buah kurma. Kata Nabi, “Berilah makan buah kurma kepda isteri-isteri  kamu yang sedang hamil, karena isteri-isteri kamu yang sedang hamil. Karena sekiranya wanita hamil itu memakan buah kurma, niscaya anak yang akan lahir kelak akan menjadi anak yang penyabar, bersopan santun serta cerdas. Sesungguhnya makanan

Siti Maryam takkala melahirkan Nabi Isa a.s adalah buah kurma. Sekiranya, Allah s.w.t., menjadikan suatu buah yang lebih baik dari pada buah kurma, maka Allah telah memberi makan buah itu kepada Siti Maryam.” (H.R. Bukhari)

Adalah Q.S. Maryam, ayat 25-26 perihal Siti Maryam yang disinggung Nabi diatas. Firman Allah, “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, maka pohon itu akan menggugurkan buah yang masak kepadamu, maka makan serta minumlah dan bersenang hatilah kamu.”

Waktu itu, dikisahkan Siti Maryam hendak melahirkan Nabi Isa a.s dibawah pohon kurma. Lalu Malaikat Jibril datang dan menyuruh Maryam menggoncangkan pohon kurma. Buah kurma yang matang itu berjatuhan. Dan Maryam pun memakan buah kurma yang telah masak tersebut. Atas izin Allah s.w.t dan kebesaran- NYA, proses persalinan atau kelahiran Nabi Isa a.s menjadi mudah.

Berdasarkan hadis Rasullah dan firman Allah diataslah, kurma sangat berkhasiat bagi wanita yang sedang hamil dan nifas (setelah melahirkan). Hal ini diperteguh olah para ahli kedokteran bahwa unsur zat besi dan kalsium yang terdapat di dalam buah kurma adalah unsur yang sangat berguna untuk membentuk dan menambah kandungan air susu ibu. Lebih dari itu, anak-anak balita pun dapat mengambil manfaat dari buah yang biasa tumbuh didaerah Arab ini. Dengan kurma, pertumbuhan anak-anak dan sumsum tulangnya akan berkembang dengan baik.

Wajar bila Rasullah s.a.w memberikan tips untuk makan tujuh butir kurma setiap harinya supaya terhindar dari segal penyakit fisik. Mengapa Nabi menyebut kurma ‘Ajwah didalam sabdanya..

Berdasarkan asbabul wurud (sebab-sebab turunnya suatu hadist) disebutkan dulu Nabi Muhammad s.a.w kalau berbuka puasa yang dimakan adalah kurma. Kurma yang dimakan itu diberi nama ‘ajwah (ajua). Ceritanya, pada saat itu ajua adalah nama anak Salaman Alfarisi, orang nasrani yang akhirnya masuk Islam. Dia mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan Islam. Untuk mengenang jasa-jasanya itu, akhirnya Rasul menamakan kurma yang dimakannya saat berbuka puasa sebagai kurma ‘Ajwah. Bahkan, dalam hadist yang lain Beliau sendiri sempat menyatakan, “Rumah yang tidak ada kurmanya seperti rumah yang tidak ada makanan.” Perkataan Rasullah tersebut menunjukan betapa pentingnya khasiat yang dapat diambil dari buah kurma. Sehingga, setiap keluarga mesti menyimpan kurma sebagai penganan wajib dirumahnya. Oleh arena itu, kita seharusnya memakan buah kurma bukan hanya dibulan puasa saja, tapi juga menjadikan kurma makanan sehari-hari. Entah itu dimakan pagi hari sebagaimana yang pernah dianjurkan Nabi diatas atau sebagai makanan ringan ketika sedang santai.

Dengan cara begini, kita tidak hanya mendapatkan kesehatan tubuh tapi juga memperoleh pahal karena menjalankan sunnah Rasullah s.a.w. Wallahu’alam bil shawab.

Sumber : Majalah Hidayah

No comments:

Post a Comment